Upacara Ngaben ditinjau dalam Perspektif Iman Kristen
DOI:
https://doi.org/10.56175/salvation.v4i1.82Keywords:
Hindu, Christian, Ngaben, Mission of GodAbstract
Abstract: Bali Island is a famous island in the world. Besides being famous for its beautiful tourist attractions, the island is also famous for a unique ceremony called ngaben or the burning of corpses as a path taken by the Hindu people to reach the heaven or in Hindu spiritual terms called Moksa. The implementation of ngaben ceremony goes through a long process and requires high cost. The purpose of this writing was to equip evangelists who would carry out missions to Hindus. With an understanding of heaven from a Hindu perspective, evangelists could design the right mission strategy. The research in this paper used a qualitative descriptive method to get a comprehensive exposure. The literature study approach was also used by using library sources, such as books, journals and articles. The results showed that there was a religious concept to get eternal salvation after death. This research aimed to help the mediator who wanted to carry out God's mission to realize the religious meaning contained in the ngaben ceremony. This research suggested that it was important for a servant of God as an agent of God's mission on earth to understand this fundamental concept.
Abstrak: Pulau Bali merupakan pulau yang terkenal di seluruh dunia. Disamping terkenal akan obyek wisatanya yang indah, pulau ini juga terkenal dengan sebuah upacara yang unik yaitu upacara Ngaben atau pembakaran mayat sebagai jalan yang ditempuh umat Hindu untuk mendapatkan sorga atau di dalam istilah kerohanian Hindu disebut “Moksa”. Pelaksanaan upacara ngaben melalui proses yang panjang dan membutuhkan biaya yang sangat besar. Tujuan penulisan ini adalah membekali penginjil yang akan melaksanakan misi kepada umat Hindhu. Dengan pemahaman akan sorga dari perspektif Hindhu maka penginjil dapat merancang strategi misi yang tepat. Penelitian dalam tulisan ini menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk mendapatkan pemaparan secara komprehensif. Pendekatan studi Pustaka juga digunakan dengan menggunakan sumber-sumber Pustaka dari buku, jurnal dan artikel. Hasil penelitian menunjukkan adanya konsep religius yang bermakna keselamatan kekal setelah kematian. Penelitian ini bermaksud membantu seorang pelaksana misi Allah agar memahami makna religius yang terkandung di dalam upacara ngaben. Penelitian ini menyarankan pentingnya seorang hamba Tuhan sebagai agen misi Allah di bumi memahami konsep fundamental ini.
Downloads
References
Barth, Christoph, and Marie Claire. Teologi Perjanjian Lama 1. BPK Gunung Mulia, 2010.
Darmalaksana, Wahyudin. “Metode Penelitian Kualitatif Studi Pustaka Dan Studi Lapangan.” Pre-print Digital Library UIN Sunan Gunung Djati Bandung (2020).
E, Soeka G D. Tri Rnam. Surabaya: CV Kayu Mas, 1978.
Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif: Teori Dan Praktik. Bumi Aksara, 2022.
Hadiwijono, Harun. Agama Hindu Dan Budha. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1978.
———. “Iman Kristen.” Jakarta: BPK Gunung Mulia (2007).
Halim, Agus. Perbandingan Agama. Bandung: CV Diponegoro, 1973.
Harold Frelligh. Delapan Tiang Keselamatan. Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1982.
Indrayani, Luh, and Lucy Sri Musmini. “Makna Religiusitas Hindu Dalam Aktivitas Ekonomi Wirausaha.” In National Conference on Economic Education, 2016.
Kaler Ketut. Ngaben, Mengapa Mayat Dibakar. Denpasar: Yayasan Dharma Naradha, 1993.
Mahardika, Nyoman. “Esensi Ritual Melukat Sebagai Daya Tarik Wisata Spiritual.” Pariwisata Budaya: Jurnal Ilmiah Agama Dan Budaya 3, no. 2 (2018): 51–61.
Nati Ketut. Upacara Kematian, Proyek Dan Dakwah, Penerangan Hindu Dan Budha. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1978.
Purnamawati, I Gusti Ayu. “Dimensi Akuntabilitas Dan Pengungkapan Pada Tradisi Nampah Batu.” Jurnal Akuntansi Multiparadigma 9, no. 2 (2018): 312–330.
Purwita Putu. Upacara Ngaben. Denpasar: Upada Sastra, 1992.
Puspa, Ida Ayu Tary. “Ngaben Sebagai Daya Tarik Pariwisata.” Pariwisata Budaya: Jurnal Ilmiah Agama Dan Budaya 4, no. 1 (2019): 37–45.
Pusparani, Komang, I Nyoman Temon Astawa, Luh Kadek Dwi Utami, and Dewa Agung Putri Dwijayanti. “Kosmologi Hindu Dalam Konsep Purusa Dan Pradhana Pada Palinggih Kiwa Tengen Di Pura Besakih.” Ganaya: Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora 3, no. 2 (2020): 227–237.
Putra Mas I.G.A. Panca Yadya. Denpasar: Yayasan Dharma Sarathi, 1993.
Ryrie, Charles C. “Teologi Dasar Jilid II.” Yogyakarta: Yayasan Andi (1992).
Setia Putu. Cendikiawan Hindu Berbicara. Denpasar: Upada Sastra, 1992.
Simon, Simon, and Semuel Ruddy Angkouw. “Perintisan Gereja Sebagai Bagian Dari Implementasi Amanat Agung.” Manna Rafflesia 7, no. 2 (2021): 210–234.
Sitti, Halimah Ta’gan. “Solidaritas Sosial Dalam Upacara Ngaben Pada Masyarakat Hindu-Bali (Studi Pada Umat Hindu--Bali Di Desa Kalaena Kiri II Kecamatan Kalaena Kabupaten Luwu Timur).” universitas negeri makassar, 2013.
Stedman Ray C. Orang Beriman. Yayasan Warta Anugerah, 1993.
Thiessen, Henry C, and Vernon D Doerksen. “Teologi Sistematika.” Malang: Gandum Mas (1992).
Titib Made I. Untaian Ratnasari Upanisad. Denpasar: Yayasan Dharma Naradha, 1993.
TItib Made I. Pedoman Upacara Suddhi. Denpasar: Upada Satra, 1994.
Widana, I Gusti Ketut. “Etika Sembahyang Umat Hindu.” Unhi Press, 2020.
Wiersbe, Warren W. “Yakin Di Dalam Kristus.” Bandung: Yayasan Kalam Hidup (1982).
Wiraputra, Anak Agung Gede. “Tujuan Hidup Dalam Kacamata Kitab Sarasamuccaya.” Kalangwan Jurnal Pendidikan Agama, Bahasa dan Sastra 10, no. 1 (2020): 53–64.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Ayub Pangga Lewu, Tjiong Eric Tjiong, Auw Tammy Yulianto, Simon Simon

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.